IBD, yang semula dinamakan Basic
Humanities, berasal dari bahasa Inggris the humanities. Istilah ini berasal
dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan
mempelajari the humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya
dan lebih halus. Jadi the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu
nilai kita sebagai homo humanus.
Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Pada umunmya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya tennasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, clan. sebaginya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya.
Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.
Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada haketnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Pada umunmya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya tennasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, clan. sebaginya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya.
Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.
Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada haketnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Karena seni memegang peranan
penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang
lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampai nilai-nilai
kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lepas dart
pengamatan orang lain.
IBD adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dart MKDU. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahti-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang tennasuk didalam pengetahuan budaya ( The Humanities ), Akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswa tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya. Memang seperti cabang-cabang the humanities lainnya, dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajatkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dart disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
IBD adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dart MKDU. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahti-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang tennasuk didalam pengetahuan budaya ( The Humanities ), Akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswa tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya. Memang seperti cabang-cabang the humanities lainnya, dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajatkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dart disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
Ilmu Budaya Dasar yang
dihubungkan dengan prosa
Prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh
banyaknya baris, banyaknya suku kata, dalam setiap baris serta tak terikat oleh
irama dan rimanya seperti dalam puisi.
Prosa berbeda dengan puisi karena variasi ritme (rhythm)
yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti
leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin ”prosa” yang
artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk
surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media
lainnya. Prosa kadangkala juga disebut dengan istilah “gancaran
2. Istana Sentris, bersifat kerajaan
Prosa dapat dibedakan berdasarkan
pembabakannya, menjadi :
- Prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,
- Prosa baru adalah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Perbedaan antara prosa lama dan baru
adalah sebagai berikut :
Prosa lama
1. Statis, lamban perubahannya
3. Bersifat fantastis, bentuknya
hikayat, dongeng
4. Di pengaruhi sastra Hindu dan
Arab
5. Tidak ada pengarang atau anonim
Prosa baru
1. Dinamis, perubahannya
cepat
2. Rakyat Sentris, mengambil bahan
dari rakyat sekitar
3. Realistis, bentuknya roman,
novel, cerpen, drama, kisah, dsb.
4. Di pengaruhi sastra Barat
5. Nama pencipta selalu dicantumkan
Prosa biasanya dibagi menjadi empat
jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa
argumentatif.
Prosa lama
Prosa lama adalah prosa yang hidup dan berkembang dalam
masyarakat lama Indonesia. Prosa lama merupakan karya sastra yang belum
mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama
yang mula-mula timbul dan disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum
dikenalnya bentuk tulisan.
Setelah masyarakat Indonesia menjadi
akrab dengan tulisan, maka karya sastra berbentuk tulisan pun mulai banyak
dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah
babak-babak sastra pertama dalam rentetan sejarah sastra Indonesia mulai ada.
Prosa lama terbagi atas:
1. Bidal
Bilal, adalah cara berbicara dengan
menggunakan bahasa kias. Bidal terdiri dari beberapa macam, diantaranya:
a. Pepatah
Pepatah adalah suatu peri bahasa
yang mengunakan bahasa kias dengan maksud mematahkan ucapan orang lain atau
untuk menasehati orang lain.
Contoh: Malu bertanya sesat di jalan. Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna.
Contoh: Malu bertanya sesat di jalan. Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna.
b. Tamsil
Tamsil (ibarat) adalah suatu
peribahasa yang berusaha memberikan penjelasan dengan perumpamaan dengan maksud
menyindir, menasihati, atau memperingatkan seseorang dari sesuatu yang dianggap
tidak benar.
Contoh: Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Keras-keras kersik, kena air lemut juga.
Contoh: Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Keras-keras kersik, kena air lemut juga.
c. Kiasan
Ungkapan tertentu untuk menyampaikan
maksud yang sebenarnya kepada seseorang, karena sifat, karakter, atau keadaan
tubuh yang dimilikinya. Kata-kata sebutan yang digunakan dengan cara tersebut
dinamakan bahasa kiasan.
Contoh: Makan tangan = memperoleh keuntungan besar. Buah hati = kekasih atau orang yang sangat dicintai.
Contoh: Makan tangan = memperoleh keuntungan besar. Buah hati = kekasih atau orang yang sangat dicintai.
d. Perumpamaan
Perumpamaan adalah suatu peribahasa
yang digunakan seseorang dengan cara membandingkan suatu keadaan atau tingkah
laku seseorang dengan keadaan alam, benda, atau makhluk alam semesta.
Contoh: Seperti anjing makan tulang. Seperti durian dengan mentimun.
Contoh: Seperti anjing makan tulang. Seperti durian dengan mentimun.
e. Pemeo
Pemeo adalah suatu peribahasa yang
digunakan untuk berolok-olok, menyindir atau mengejek seseorang atau suatu
keadaan.
Contoh:
Ladang Padang, orang Betawi: maksudnya berlagak seperti orang Padang padahal dia orang Betawi atau orang Betawi yang berlagak kepadang-padangan.
Bual anak Deli: maksudnya membual seperti membualnya daerah Deli yang terus menerus, namun isinya tidakbermakna.
Contoh:
Ladang Padang, orang Betawi: maksudnya berlagak seperti orang Padang padahal dia orang Betawi atau orang Betawi yang berlagak kepadang-padangan.
Bual anak Deli: maksudnya membual seperti membualnya daerah Deli yang terus menerus, namun isinya tidakbermakna.
2. Hikayat
Hikayat berasal dari India dan Arab,
yaitu bentuk sastra lama yang berisikan cerita kehidupan para dewa-dewi, peri,
pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib.
Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan
dalam hikayat, kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil
tokoh-tokoh dalam sejarah.
Contoh: Hikayat Hang Tuah, Kabayan, Si Pitung, Hikayat Si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Sang Boma, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.
Contoh: Hikayat Hang Tuah, Kabayan, Si Pitung, Hikayat Si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Sang Boma, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.
3. Sejarah atau Tambo
Sejarah disebut juga Tambo, berasal
dari bahasa Arab, yaitu dari kata sajaratun yang berarti pohon. Sejarah adalah
salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa
sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta.
Tambo atau cerita sejarah, kadang
tidak sepenuhnya mengandung kebenaran, karena dicampurkan dengan hal-hal yang
tidak masuk akal atau dongeng. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga
berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis
oleh para sastrawan masyarakat lama.
Contoh:
Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612, Tambo Bengkahulu, Silsilah Raja Bugis (Raja Ali Haji)
Contoh:
Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612, Tambo Bengkahulu, Silsilah Raja Bugis (Raja Ali Haji)
4. Dongeng
Bentuk sastra lama yang bercerita
tentang suatu kejadian yang luar biasa yang bersifat khayalan dari
pengarangnya. Jadi dongeng bukan merupakan cerita yang benar-benar terjadi.
Fungsi dongeng hanyalah sebagai penghibur hati saja atau pelipur lara. Itulah
sebabnya dongeng disebut juga cerita pelipur lara.
Bentuk-bentuk cerita dongeng:
a. Mite (Mitos)
Mite (Mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan
terhadap sesuatu benda atau hal yang gaib, alam gaibatau yang
dipercayai mempuyai kekuatan gaib, seperti dewa, peri ataupun Tuhan.
Contoh-contoh sastra lama yang termasuk jenis mitos, adalah: Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai,Dongeng Abu Nawas, Dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana. Mahabharata, Ramayana, Hikayat Illias dan Odyes karangan Homerus dan lain-lain.
Contoh-contoh sastra lama yang termasuk jenis mitos, adalah: Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai,Dongeng Abu Nawas, Dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana. Mahabharata, Ramayana, Hikayat Illias dan Odyes karangan Homerus dan lain-lain.
b. Sage
Sage, adalah cerita lama yang di dalamnya mengandung unsur sejarah atau yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan tentang kepahlawanan,keperkasaan, serta kesaktian, keberanian, dan keajaiban para raja, pangeran atau tokoh-tokoh tertentu. Beberapa contoh sage, adalah: Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, Kesaktian Hang Tuah, Lutung Kasarung, Damarwulan, Angleng Darma Dongeng Kesaktian dan keperkasaan Patih Gajah Mada dll.
Sage, adalah cerita lama yang di dalamnya mengandung unsur sejarah atau yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan tentang kepahlawanan,keperkasaan, serta kesaktian, keberanian, dan keajaiban para raja, pangeran atau tokoh-tokoh tertentu. Beberapa contoh sage, adalah: Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, Kesaktian Hang Tuah, Lutung Kasarung, Damarwulan, Angleng Darma Dongeng Kesaktian dan keperkasaan Patih Gajah Mada dll.
c. Fabel
Fabel adalah dongeng tentang
binatang yang bisa berbicara dan bertingkah laku seperti manusia, sebagai
lambang pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang).
Contoh:
Cerita Si Kancil yang Cerdik, Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Buaya dan Kera, Burung Gagak dan Serigala, Anjing yang Loba, Pelanduk Jenaka, Burung Bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi,Dongeng Perlombaan kancil dan siput
Contoh:
Cerita Si Kancil yang Cerdik, Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Buaya dan Kera, Burung Gagak dan Serigala, Anjing yang Loba, Pelanduk Jenaka, Burung Bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi,Dongeng Perlombaan kancil dan siput
d. Legenda
Dongeng atau cerita lama yang
mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah, tentang
suatu kejadian alam, asal-usul suatu benda, atau kejadian di suatu tempat atau
daerah.
Contoh:
Cerita tentang Tangkuban perahu, Dongeng Malinkundang, Legenda Banyuwangi, Dongeng terjadinya Kota Bandung, Nyai Rara Kidul
Contoh:
Cerita tentang Tangkuban perahu, Dongeng Malinkundang, Legenda Banyuwangi, Dongeng terjadinya Kota Bandung, Nyai Rara Kidul
e. Penggeli Hati (Dongen Jenaka)
Penggeli hati adalah cerita komedi
yang berkembang dalam suatu masyarakat atau cerita tentang tingkah laku
orang bodoh, malas, atau cerdik dan masing-masing dilukiskan secara humor.
Contoh:
Si Kabayan, Pak Pandir, Cerita Lebai Malang, Joko Kendil, Pak Belalang, Abu Nawas, dll.
Contoh:
Si Kabayan, Pak Pandir, Cerita Lebai Malang, Joko Kendil, Pak Belalang, Abu Nawas, dll.
f. Cerita perumpamaan
Dongeng yang mengandung kiasan atau
ibarat yang berisi nasihat dan bersifat mendidik.
Misalnya, orang yang pelit akan dinasehati dengan cerita Haji Bakhil atau Haji Pelit. Yang sombong akan dinasehati dengan cerita Firaun.
Misalnya, orang yang pelit akan dinasehati dengan cerita Haji Bakhil atau Haji Pelit. Yang sombong akan dinasehati dengan cerita Firaun.
g. Parabel
Parabel, adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh: Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Mahabarata, Bhagawagita, dll.
Parabel, adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh: Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Mahabarata, Bhagawagita, dll.
5. Kisah
Karya sastra lama yang berisikan
cerita tentang, cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke
tempat lain. Contoh kisah dalam karya sastra lama, antara lain:
a. Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan
b. Kisah Abdullah ke Jedah.
a. Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan
b. Kisah Abdullah ke Jedah.
6. Cerita berbingkai
Cerita berbingkai adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi,
yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Cerita dalam cerita itu disebut cerita
sisipan. Kadang kala cerita sisipan itu di dalamnya ada pula cerita. Sehingga
cerita berbingkai ini menjadi cerita yang bersusun. Ceritra berbingkai biasanya
bertemakan pendidikan akhlak, agar manusia tidak berbuat jahat atau lalim
terhadap sesamanya.
Contoh: Seribu Satu Malam, Hikayat Kalilah dan Daminah, Hikayat Bayan Budiman
Contoh: Seribu Satu Malam, Hikayat Kalilah dan Daminah, Hikayat Bayan Budiman
7. Cerita-cerita Panji
Disebut juga hikayat yang
berasal dari kesusastraan Jawa yang berkisah tentang 4 kerajaan di pulau Jawa
yaitu : kerajaan Jenggala, Kediri, Ngurawan dan Singosari.
Contoh : Hikayat Panji Semirang dan Hikayat Dalang Indra
Kusumah
Prosa Baru
Bila dalam prosa lama kita dibawa pada alam khayal atau santai, namun dalam prosa baru kita dibawa pada peristiwa-peristiwa yang kita hayati dan alami tiap hari.
Prosa baru dapat dibedakan menjadi :
Bila dalam prosa lama kita dibawa pada alam khayal atau santai, namun dalam prosa baru kita dibawa pada peristiwa-peristiwa yang kita hayati dan alami tiap hari.
Prosa baru dapat dibedakan menjadi :
a. Roman
Ialah cerita yang melukiskan sesuatu
kehidupan manusia atau pelaku-pelakunya dari awal sampai akhir, baik perbuatan
lahir maupun peristiwa-peristiwa batinnya. Dari kecil, remaja, dewasa, sampai
meninggal. Dalam roman sudah menjadi cirri khas adanya lukisan percintaan.
Itulah sebabnya para orang tua zaman dahulu melarang anaknya membaca buku roman
sebelum dewasa.
b. Novel
Bila dalam roman biasanya dikisahkan
seluruh kisah hidup tokohnya, darimasa kanak-kanak hingga dewasa sampai
meninggal dunia, tetapi dalam novel yang dilukiskan hanya sebagian dari
hidupnya tokoh cerita, yaitu bagian hidupnya yang merubah nasib tokoh tersebut.
Bila roman beraliran romantik, sedangkan novel beraliran ralisme (kenyataan),
kadang-kadang naturalisme (alamiah).
Contoh : Pulang (Toha Mukhtar), Perburuan (Pramudia A. Toer)
c. Cerpen
Cerpen adalah semacam cerita rekaan.
Cerpen lebih pendek daripada novel, sehingga bisa selesai dibaca dalam tempo
satu atau dua jam. Dalam novel krisis (pergolakan) jiwa pelaku mengakibatkan
perubahan nasib, tetapi dalam cerpen kritis tersebut tidak harus mengakibatkan
perubahan nasib tokoh pelakunya. Cerpen dapat kita temui dalam majalah-majalah.
Cerpen meliputi kisah, cerita ataupun lukisan.
d. Kisah
Pengertian lama kisah ialah ceritra
tentang perjalanan. Dalam kesusastraan modern kisah sama saja dengan cerita
biasa, yaitu yang menceritakan tentang sesuatu hal baik benda hidup maupun
benda mati.
Contoh : Kisah pelayaran Abdullah dari Singapura ke Kelantan (Kisah Lama), Kisah Sebuah Celana Pendek (Kisah Modern)
Contoh : Kisah pelayaran Abdullah dari Singapura ke Kelantan (Kisah Lama), Kisah Sebuah Celana Pendek (Kisah Modern)
e. Biografi dan Otobiografi
Biografi ialah catatan riwayat hidup seseorang, jasanya dalam
masyarakat, yang ditulis oleh orang lain.
Contoh : Dr. Sutomo (Wahid Ratu), W.R. Supratman (Matu Mona)
Contoh : Dr. Sutomo (Wahid Ratu), W.R. Supratman (Matu Mona)
Otobiografi ialah catatan riwayat hidup yang ditulis oleh diri sendiri.
Contoh : Kenangan Pangeran Ahmad Djajadiningrat
Contoh : Kenangan Pangeran Ahmad Djajadiningrat
f. Drama
Ialah ceritra atau karangan yang
berbentuk skenario lengkap, dimana semuanya telah diuraikan secara rinci oleh
penulis drama, misalnya kalimat-kalimat yang harus diucapkan oleh pemain, sikap
dan gerak-gerik yang harus dimainkan oleh pemain juga tempat adegan dalam
cerita drama diuraikan secara rinci oleh penulisnya. Bahasa yang dipakai
disesuaikan dengan bahasa golongan pelaku. Bahasa jongos berbeda dengan bahasa
majikan, guru, dokter, pujangga dan lain-lain.
Drama biasanya untuk pentas
dipanggung atau disandiwarakan. Drama dibagi atas beberapa bagian yang disebut
babak dan babak dibagi pula atas adegan.
Didalam drama biasanya terdapat :
a. Dialog : Percakapan antara dua orang sesuai dengan
perbuatannya.
b. Prolog :
Kata pendahuluan, maksudnya untuk menarik minat penonton terhadap apa yang akan
di pertunjukkan.
c. Epilog : Kata penutup untuk mencantumkan dan
mengikhtisarkan nilai-nilai yang dikandung.
Prosa Fiksi
prosa adalah karangan bebas yang
tidak terikat oleh kaidah yang terdapat di dalam puisi —> gampangnya sih,
prosa puisi, tp bentuknya paragraf, bukan terdiri atas bait2 kayak puisi
b.
Jenis–Jenis Prosa – Fiksi
- Ø Prosa Modern
Dari khasanah sastra modern, kita
mengenal Ada beberapa jenis karya prosa fiksi, yaitu novel, novelet, dan cerita
pendek (cerpen). 1) Cerita Pendek (cerpen). Sesuai dengan namanya, cerita pendek
dapat diartikan sebagai cerita berbentuk prosa yang pendek. Ukuran pendek di
sini bersifat relatif.
- ØCerita Anak
Cerita anak, baik karya asli
Indonesia, maupun terjemahan, mencakup rentang umur pembaca yang beragam, mulai
rentang 3-5 tahun, 6-9 tahun, dan 10-12 tahun (bahkan 13 dan 14) tahun. Adapun
bentuknya bermacam-macam, baik serial, cerita bergambar, maupun cerpen. Tema
cerita anak juga beragam, mulai dari persahabatan, lingkungan, kemandirian
anak, dan lain-lain. Sifatnya juga beragam. Dari segi sifatnya, cerita anak
dalam khasanah sastra modern terdiri atas:
∞ cerita keajaiban, yakni cerita sihir dan peri yang gaib, yang biasanya
melibatkan pula unsur percintaan dan petualangan. Contoh: Cinderella, Puteri
Salju, Puteri Tidur, Tiga Keinginan, dan lain-lain.
∞cerita fantasi, yaitu cerita yang 1) menggambarkan dunia yang tidak nyata;
2) dunia yang dibuat sangat mirip dengan kenyataan dan menceritakan hal-hal
aneh; dan 3) menggambarkan suasana yang asing dan peristiwa-peristiwa yang
sukar diterima akal. Macam-macamnya adalah: fantasi binatang, fantasi mainan
dam boneka, fantasi dunia liliput, fantasi tentang alam gaib, dan fantasi tipu
daya waktu.
∞ cerita fiksi ilmu pengetahuan, yakni cerita dengan unsur fantasi yang didasarkan pada
hipotesis tentang ramalan yang masuk akal berdasarkan pengetahuan, teori, dan
spekulasi ilmiah, misalnya cerita tentang petualangan di planet lain, makhluk
luar angkasa, dan sejenisnya.
- Ø Novel Remaja
Novel remaja adalah novel yang
ditulis untuk segmen pembaca remaja. Oleh karena yang ditujunya remaja, maka
isi dan penyajiannya pun disesuaikan dengan dunia remaja. dari segi isinya,
novel remaja biasanya berkisah tentang percintaan, persahabatan, permusuhan,
atau petualangan. Bahasanya adalah bahasa khas remaja yang mengacu pada bahasa
gaul: bahasa khas remaja kota. Dilihat dari jenis ceritanya, ada novel
detektif, petualangan, juga novel drama. Dalam perkembangan sastra akhir-akhir
ini, novel remaja dapat dikatakan mengalami booming.
- Ø Prosa Lama
Yang dimaksud dengan istilah prosa
lama di sini adalah karya prosa yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama
Indonesia, yakni masyarakat tradisional. di wilayah Nusantara. Jenis sastra ini
pada awalnya muncul sebagai sastra lisan. Di antara jenis-jenis prosa lama itu
adalah mite, legenda, fabel, hikayat, dan lain-lain. Jenis-jenis prosa lama
tersebut sering pula diistilahkan dengan folklor (cerita rakyat), yakni
cerita dalam kehidupan rakyat yang diwariskan dari generasi ke generasi secara
lisan. Dalam istilah masyarakat umum, jenis-jenis tersebut sering disebut
dengan dongeng.
F Dongeng, adalah cerita yang sepenuhmya merupakan hasil imajinasi
atau khayalan pengarang di mana yang diceritakan seluruhnya belum pernah
terjadi.
F Fabel adalah cerita rekaan tentang
binatang dan dilakukan atau para pelakunya binatna g yang diperlakukan seperti
manusia. Contoh: Cerita Si Kancil yang Cerdik, Kera Menipu Harimau, dan
lain-lain.
F Hikayat adalah cerita, baik sejarah, maupun
cerita roman fiktif, yang dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang,
atau sekedar untuk meramaikan pesta. Contoh; Hikayat Hang Tuah, Hikayat Seribu
Satu Malam, dan lain-lain.
F Legenda adalah dongeng tentang suatu
kejadian alam, asal-usul suatu tempat, benda, atau kejadian di suatu tempat
atau daerah. Contoh: Asal Mula Tangkuban Perahu, Malin Kundang, Asal Mula Candi
Prambanan, dan lain-lain.
F Mite adalah cerita yang mengandung dan
berlatar belakang sejarah atau hal yang sudah dipercayai orang banyak bahwa
cerita tersebut pernah terjadi dan mengandung hal-hal gaib dan kesaktian luar
biasa. Contoh: Nyi Roro Kidul.
F Cerita Penggeli Hati, sering pula diistilahkan dengan cerita noodlehead karena
terdapat dalam hampir semua budaya rakyat. Cerita-cerita ini mengandung unsur
komedi (kelucuan), omong kosong, kemustahilan, ketololan dan kedunguan, tapi
biasanya mengandung unsur kritik terhadap perilaku manusia/mayarakat. Contohnya
adalah Cerita Si Kabayan, Pak Belalang, Lebai Malang, dan lain-lain.
F Cerita Perumpamaan adalah dongeng yang mengandung
kiasan atau ibarat yang berisi nasihat dan bersifat mendidik. Sebagai contoh,
orang pelit akan dinasihati dengan cerita seorang Haji Bakhil. F Kisah adalah
karya sastra lama yang berisi cerita tentang perjalanan atau pelayaran
seseorang dari satu tempat ke tempat lain. Contoh: Kisah Perjalanan Abdullah ke
Negeri Kelantan, Kisah Abullah ke Jeddah, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar